Penelitian Semiotika
Kata Semiotika berasal dari
kata Yunani semeon; semeiotikos; penafsir tanda; yang berarti ‘tanda’, ‘sign’
dalam bahasa Inggris. Semiotik ialah ilmu yang mempelajari sistem tanda,
seperti bahasa, kode, sinyal, simbol dan sebagainya; dan merupakan suatu ilmu
analisis tanda/studi tentang bagaimana sistem penandaaan berfungsi. Tanda pada
masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain
Semiotika didefinisikan sebagai studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu
bekerja.
Secara
terminologis, semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan dengan
pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti
sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda. Semiotik adalah sebuah
disiplin ilmu sains umum yang mengkaji sistem perlambangan di setiap bidang
kehidupan manusia. Ia bukan saja merangkum sistem bahasa, tetapi juga merangkum
lukisan, ukiran, simbol-simbol didalam peradaban manusia/atau lambang-lambang
yang dihasilkan oleh manusia, seperti lambang negara, lambang pemerintah daerah
atau dalam istilah semiotika termasuk kategori semiotika sosial, bahkan
naskah-naskah yang meliputi berbagai bidang keilmuan yang berkembang saat ini.
Semiotika mewujudkan dirinya sebagai teori membaca dan menilai karya dan merupakan
satu disiplin yang bukan sempit ruang lingkupnya.
Obyek semiotika adalah tanda yang
dihasilkan oleh manusia. Penggunaan tanda dan segala sesuatu yang berhubungan
dengannya dipelajari secara lebih sistematis pada abad kedua puluh. Mengacu
para ahli semiotika modern mengatakan bahwa analisis semiotika modern telah di
warnai dengan dua nama yaitu seorang linguis yang berasal dari Swiss bernama
Ferdinand De Saussure (1857 - 1913) dan seorang filsuf Amerika yang bernama
Charles Sanders Peirce (1839 - 1914). Peirce menyebut model sistem analisisnya
dengan semiotik dan istilah tersebut telah menjadi istilah yang dominan
digunakan untuk ilmu tentang tanda. Semiologi de Saussure berbeda dengan
semiotika Peirce dalam beberapa hal, tetapi keduanya berfokus pada tanda.
Seperti telah disebutkan di depan bahwa de Saussure menerbitkan bukunya yang
berjudul A Course in General Linguistics (1913).
Menurut John Fiske, studi semiotika
dapat dibagi kedalam bagian sebagai berikut:
1. Tanda/simbol itu sendiri, hal ini
terdiri atas studi tentang berbagai tanda/simbol yang berbeda, cara
tanda/simbol yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda
itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda/simbol adalah konstruksi
manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian yang menggunakannya. Menurut
penukis jika dikaitkan dengan lambang negara, misalnya maka simbol-simbol yang
ada pada lambang negara itu dapat dipahami dengan pemaknaan yang diberikan oleh
negara terhadap makna simbol-simbol yang ada dalam lambang Negara
2. Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda/simbol, Studi ini mencakup
cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau
budaya atau mengekploitasi saluran komunikasi yang tersedia untuk
mentransmisikannya.
3. Kebudayaan atau tempat kode dan tanda/simbol bekerja. Ini pada gilirannya
bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda/simbol-simbol itu untuk
keberadaan dan bentuknya sendiri. Untuk memahami studi semiotika lebih
mendalam, maka Yasraf Amir Pialang menjelaskan tentang beberapa elmen penting
dari semiotika yang meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Komponen tanda/simbol; Apabila praktik sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
seni sebagai fenomena bahasa, maka ia dapat pula dipandang sebagai tanda/simbol.
Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda/simbol. Meskipun demikian,
didalam masyarakat informasi saat ini terjadi perubahan mendasar bagaimana
“tanda/simbol” dipandang dan digunakan. Ini disebabkan karena arus pertukaran
tanda/simbol tidak lagi berpusat didalam suatu komunitas tertutup, akan tetapi
melibatkan persinggungan di antara berbagai komunitas, kebudayaan dan ideologi.
2. Aksis Tanda; Analisis tanda berdasarkan sistem atau kombinasi yang lebih
besar melibatkan apa yang disebut aturan pengkombinasian yang terdiri dari dua
aksis, yaitu aksis paradigmatik, yaitu perbendaharaan tanda atau kata serta
askis sintagmatik, yaitu cara pemilihan dan pengkombinasian
tanda-tanda/simbol/simbol , berdasarkan aturan (rule) atau kode tertentu, sehingga
dapat menghasilkan sebuah ekspresi yang bermakna.
3. Tingkatan Tanda; Barthes mengembangkan dua tingkatan penandaan, yang
memungkinkan untuk dihasilkan makna yang juga bertingkat-tingkat. “Denotasi”,
yaitu pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda, atau antara
tanda dan rujukan pada realitas yang menghasilkan makna yang eksplisit,
langsung dan pasti. Konotasi, tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak
ekspilisit, tidak langsung dant tidak pasti artinya, Relasi antar Tanda: Selain
kombinasi tanda analisis semiotika juga berupa berupaya untuk mengungkapkan
interaksi diantara tanda-tand/simbol-simbol. Meskipun bentuk interaksi antar
tanda-tanda/simbol-simbol itu sangat terbuka, akan tetapi ada dua interaksi
utama yang dikenal yaitu “metafora”, sebuah model interaksi tanda/simbol, yang
didalamnya sebuah tanda/simbol dari sebuah sistem digunakan untuk menjelaskan
makna untuk sebuah sistem yang lainnya, misalnya didalam lambang negara
Indonesia ada perisai besar dan perisai kecil yang kesemuanya dibagi menjadi
lima ruang yang didalamnya ada simbol-simbol yang mensimbolisasikan Pancasila,
tetapi struktur letaknya dan cara membacanya dapat digunakan untuk menjelaskan
sebuah sistem yang lainnya, misalnya sistem norma hukum dan keduanya ada bentuk
interaksi “metafora”, yaitu antara cita hukum Pancasila dan sistem norma hukum
yang seharus mengacu pada metafora pembacaan cita hukum dalam dalam lambang
negara.
Berdasarkan pengertian semiotika dan
obyek studi semiotika serta elemen penting dari semiotika di atas, maka dapat
ditarik pengertian semiotika, bahwa ada dua pengertian: Pertama ilmu yang
mempelajari/mengkaji tentang tanda-tanda/simbol-simbol beserta pemaknaan yang
terdapat didalam simbol-simbol itu sendiri. Kedua sebuah teori dan analisis
berbagai tanda (sign)/simbol (simbolic) dan pemaknaan (signification)
didalamnya serta tata cara penggunaannya dalam kehidupan manusia.