Penelitian Etnografi
Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini sangat
percaya pada ketertutupan,
pengalaman pribadi,dan partisipasi yang mungkin, tidak hanya pengamatan, oleh
para peneliti yang terlatih dalam seni etnografi. Para etnografer ini
sering bekerja dalam tim yang multidisipliner. Di mana titik fokus penelitiannya
dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa, bidang atau domain
tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan wawancara. Perlu dicatat bahwa penelitian etnografi ini juga dapat didekati dari titik
pandang preservasi seni dan
kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskriptif daripada usaha
analitis. Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada
suatu masyarakat, namun tidak selalu secara geografis saja, melainkan dapat
juga memerhatikan pekerjaan, pangangguran, dan aspek masyarakat lainnya. Beserta pemilihan informan yang mengetahui
dan memiliki suatu pandangan atau
pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang penelitian etnografi salah satunya
adalah Emzir (2011:143) yang
menyatakan Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang
berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari
fenomena sosiokultural.
Beberapa asumsi dasar penelitian etnografi yang dikemukakan oleh Emzir (2011:
148-149) adalah sebagai
berikut : 1) Etnografi mengasumsikan kepentingan penelitian yang prinsip utamanya
dipengaruhi oleh pemahaman kultural masyarakat. 2) Penelitian
etnografi mengasumsikan suatu kemampuan mengidentifikasi masyarakat yang
relevan dengan kepentingannya. 3) Dengan penelitian etnografi peneliti
diasumsikan mampu memahami kelebihan kultural dari masyarakat yang
diteliti, meguasai bahasa atau jargon teknis dari kebudayaan tersebut dan
memiliki temuan yang didasarkan pada pengetahuan komprehensif dari budaya tersebut.
Prinsip-Prinsip Metodologi Penelitian Etnografi
Penelitian
etnografi merupakan penelitian terperinci yang dapat menggambarkan suatu
kegiatan, kejadian yang biasa terjadi sehari-hari pada suatu komunitas tertentu. Ini merupakan dasar kekuatan penelitian etnografi yang memberikan gambaran utuh tentang apa yang terjadi di lapangan. Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif yang menangkap kebenaran hakikat perilaku sosial dimasyarakat dengan sandaran studi latar artifisial atau pada apa yang dikatakan orang bukan melihat dan terjun secara langsung mempelajari apa yang dilakukan oleh obyek penelitian tersebut.
Karakteristik Penelitian Etnografi
Creswell dalam bukunya “Educational
Research, planning, conducting and evaluating quantitative and qualitative research” menyebutkan beberapa karakter penelitian etnografi diantaranya:
a. Cultural
theme: Merupakan suatu budaya yang terimplementasikan atau tergambarkan pada suatu grup atau komunitas tertentu (Spradley:1980b.)
theme: Merupakan suatu budaya yang terimplementasikan atau tergambarkan pada suatu grup atau komunitas tertentu (Spradley:1980b.)
b. A
Culture –sharing group: merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan pada 2 orang atau lebih yang memiliki kesamaan sikap, perilaku dan bahasa.
Culture –sharing group: merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan pada 2 orang atau lebih yang memiliki kesamaan sikap, perilaku dan bahasa.
c. Fieldwork:
Dalam penelitian etnografi Fieldwork bermakna tempat dimana peneliti dapat menggabungkan data pada seting tempat dan lokasi yang dapat dipelajari .
Dalam penelitian etnografi Fieldwork bermakna tempat dimana peneliti dapat menggabungkan data pada seting tempat dan lokasi yang dapat dipelajari .
d. Description
in etnography: Merupakan gambaran terperinci dari obyek yang dilakukan penelitian.
in etnography: Merupakan gambaran terperinci dari obyek yang dilakukan penelitian.
e. A
Context: merupakan seting tempat, situasi atau lingkungan yang melingkupi kelompok budaya yang dipelajari.
Context: merupakan seting tempat, situasi atau lingkungan yang melingkupi kelompok budaya yang dipelajari.
f. Researcher
Reflexivity: Mengacu pada sebuah kondisi dimana seorang peneliti dalam kondisi yang sadar dan terbuka atas perannya sebagai peneliti yang dengannya dapat timbul rasa saling mempercayai antara peneliti dan obyek yang ditelitinya.
Reflexivity: Mengacu pada sebuah kondisi dimana seorang peneliti dalam kondisi yang sadar dan terbuka atas perannya sebagai peneliti yang dengannya dapat timbul rasa saling mempercayai antara peneliti dan obyek yang ditelitinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar